Senin, 03 Oktober 2011

Perawatan Antenatal

Perawatan Ante Natal (PAN) adalah pemeriksaan yang sistematik dan teliti pada ibu hamil dan perkembangan / pertumbuhan janin dalam kandungannya serta penanganan ibu hamil dan bayinya saat dilahirkan dalam kondisi yang terbaik. Pembahasan Perawatan Antenatal ( Antenatal Care ) oleh T.M Hanafiah dalam buku Ilmu Kedokteran Fetomaternal dapat dipelajari berikut ini :)




PERAWATAN  ANTENATAL
                                 T.M. Hanafiah
 



Perawatan Ante Natal (PAN) adalah pemeriksaan yang sistematik dan teliti pada ibu hamil dan perkembangan / pertumbuhan janin dalam kandungannya serta  penanganan ibu hamil dan bayinya saat dilahirkan dalam kondisi yang terbaik.

TUJUAN PAN

·      Untuk dapat mendeteksi / mengoreksi / menatalaksanakan / mengobati / sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada ibu dan janinnya ;
·      Untuk mempersiapkan ibu hamil baik fisik maupun mental dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan masa menyusui ;
·      Dapat mencegah masalah kesehatan yang beresiko dan dapat menjaring kasus kehamilan resiko tinggi (KRT) dan non KRT (normal) ;
Sehingga kita dapat menghilangkan / menurunkan angka kesakitan / kematian ibu dan janin serta untuk memperoleh ibu / janin yang sehat fisik  maupun mental secara optimal.

FUNGSI PAN


I. Untuk dapat mendeteksi / mengoreksi / menatalaksanakan / mengobati / sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada ibu dan janinnya, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik mulai dari anamnese yang teliti sampai dapat ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta prognosanya, sehingga dapat memilah apakah ibu ini dan janinnya tergolong KRT / non KRT dan apakah perlu segera dirawat untuk pertolongan selanjutnya, sehingga didapatkan hasil ibu dan anak sehat fisik serta mental yang optimal.

I.1. Anamnese dimulai dari : anamnese pribadi : nama, umur, pendidikan, suku/ bangsa, pendapatan perbulan, alamat (nomor telefon) , baik ibu maupun suaminya. Dari anamnese pribadi dapat diambil sesuatu mengenai nilai sosial, budaya, ekonomi, agama dan lingkungannya, yang dapat mempengaruhi kondisi ibu dan keluarganya. Dari lingkungan, misalnya tempat tinggal (daerah kumuh/miskin), kita dapat diketahui / diprediksi apakah ibu ini tergolong KRT non KRT.
Anamnese keluhan utama dan keluhan tambahan ditanyakan, kemudian ditelaah anamnese utama tersebut lebih rinci beserta keluhan sampingannya. Juga dianamnese mengenai riwayat hamil muda, apakah ada pening, mual, muntah, hipersalivasi (emesis gravidarum) dan  hiperemesis gravidarum.
Riwayat hamil yang sekarang, apakah ada mual, muntah, hipersalivasi, bagaimana dengan nafsu makan, miksi, defekasi, tidur, apakah ada trauma abdomen. Dianamnese riwayat perkawinan pertama, kedua atau ketiga. Anamnese mengenai riwayat persalinan sebelumnya, G.P.Ab. dan bagaimana proses persalinannya, apakah spontan atau operatif obstetri, apakah pernah abortus, partus immaturus, prematurus sebelumnya. Kemudian apakah anaknya masih hidup sampai sekarang, atau meninggal disebabkan penyakit apa, apakah pernah melahirkan anak kembar, kelainan kongenital (cacad bawaan), dan lain-lain, sehingga kita dapat menyimpulkan apakah ibu tergolong dalam Bad Obstetrics History (BOH) / riwayat obstetri yang jelek.
Anamnese mengenai haid, banyaknya, lamanya, apakah ada dismenorea, fluor albus, pruritus vulvae, kapan hari pertama haid terakhir, sehingga kita dapat menentukan taksiran tanggal persalinannya (TTP).
Anamnese mengenai penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelum dan selama hamil ini Apakah pernah DM, Tifus, Hepatitis, HIV, Sifilis, Herpes Genitalia (VDs lain), Rubella, sakit Jantung, sakit Paru, sakit Ginjal, sakit Tiroid, Anemia, apakah ibu ini perokok, alkoholism dan obat-obatan terutama narkoba, dan lain-lain.

I.2. Pemeriksaan Status Presens : Sensorium, KU/KP/KG, nadi, TD, Pernafasan, Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis, turgor, refleks (APR, KPR : ki-ka) berat badan, tinggi badan. Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera dikirim ke ruang rawat inap untuk penanganan selanjutnya.

I.3. Pemeriksaan status lokalis : kepala : muka, cloasma gravidarum, mulut : gigi (apakah ada caries), tonsil / faring (apakah ada tonsilitis / faringitis) ; hal ini perlu diperhatikan karena merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang lebih serius ; pemeriksaan mata, kuping, hidung, rambut, dan lain-lain.
      Leher : apakah ada kelainan kelenjar tiroid dan pembengkakan di leher. Dada : apakah bentuknya simetris atau asimetris, payudara (membesar, colostrum, hiperpigmentasi) ada atau tidak . Ada pembengkakan tumor pada payudara.atau tidak. Ketiak, ada pembengkakan/kelainan atau tidak.
Keadaan jantung dan paru, apakah ada kelainan atau tidak. Bila ada, perlu pemeriksaan yang lebih teliti dan spesifik, kita konsulkan ke Bagian Penyakit Dalam.
Pemeriksaan perut, simetris atau asimetris, soepel atau tidak, hepar/lien teraba atau tidak, adanya strieae, alba/gresia, cacat bekas operasi ada atau tidak.
Pemeriksaan  Obstetrik Leopold I menentukan (tinggi fundus uteri), L-II (punggung janin), L-III (bagian bawah janin) dan L-IV (berapa jauh masuknya ke PAP). Kita mendeteksi denyut jantung janin di bahagian punggung janin yang telah kita tentukan diatas. Menentukan taksiran berat badan janin dengan formula Johnson-T (Mc Donald Line = garis simfisis ke fundus uteri) kurang 13 / 12 / 11 sesuai dengan turunnya kepala dikali 155 gram dan dapat juga menentukan berat badan janin secara palpasi atau dengan USG.
Pemeriksaan genitalia eksterna, dan kalau perlu melakukan pemeriksaan dalam (kalau tidak ada kontra indikasi seperti dugaan plasenta previa) untuk mengetahui keadaan panggul dan turunnya bagian bawah anak, apakah dalam keadaan inpartu, dan lain sebagainya.
Pemeriksaan ekstremitas superior, inferior, refleks, biseps, triseps dan APR KPR normal atau patologis.
Pemeriksaan penunjang, laboratorium (darah, urin, feses) rutin, bila ada indikasi kita dapat melakukan pemeriksaan skrining untuk Sifilis, Triponema Pallidum, VDRL, HIV. Fetal anomalies dengan amniosintesis, USG (dapat mengetahui kelainan kongenital, jumlah air ketuban, posisi anak, keadaan plasenta, dan lain-lain). Skrining untuk infeksi saluran kencing dan penyakit hubungan seksual. pemeriksaan radiologi, kardiotokografi, amnioskopi, dan pemeriksaan penunjang lain.

Dari seluruh pemeriksaan diatas, dapat dibuat kesimpulan untuk menegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara. Kemudian dapat melakukan penyaringan pasien apakah termasuk golongan KRT atau normal, atau perlu segera rawat inap atas indikasi ibu dan anak. Kemudian dapat diberikan terapi terhadap keluhan sampingan seperti batuk, pilek, demam, dan memberikan nasehat-nasehat mengenai kehamilan, persalinan dan nifas serta masa menyusui.

II. Untuk mempersiapkan fisik dalam memghadapi kehamilan, persalinan dan nifas, perlu komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) seperti :

II.1. Gizi yang baik, empat sehat lima sempurna terutama high calory protein diet (susu, air tahu), kemudian pemberian preparat Fe (zat besi), vitamin, mineral. Diberikan KIE cara penyediaan, memasak makanan dan dosis perhari. Protein dibutuhkan 60 sampai 80 gram perhari. Sayur-sayuran yang berwarna hijau yang banyak mengandung asam folat seperti bayam, buah-buahan segar, kulit, hati dan ragi. Idealnya kalori yang dibutuhkan perhari : 2500 – 3500 kCal, 1 gram Kalsium, dan asam folat sebanyak 500 mg.
       Dinasehatkan ibu makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang artinya jangan makan terlalu kenyang  kalau ada lauk yang enak dan jangan makan terlambat karena mukin tidak ada nafsu makan atau lauknya tidak enak sehingga perut telah masuk angin dan terasa menyesak karena lambung yang penuh oleh makanan atau udara.
      
Kebutuhan diet semasa hamil dan menyusui yang dianjurkan (Pocket Consultant Obstetrics, Stirrat,GM, Maruzen Asian Edition, 1982,  hal 99)


Hamil
Menyusui
KCal
2400
2750
Megajoules
100
115
Protein (gram)
60
69
Kalsium (mg)
1200
1200
Besi (mg)
13
15
Asam folat (mg)
500
400
Vitamin A (mg)
750
1200
Thiamine (mg)
10
1,1
Riboflavin (mg)
16
1,8
Asam nicotinic (mg)
18
21
Vitamin D (mg)
10
10


II.2. Senam Hamil, dapat dilakukan pada kehamilan 5 bulan keatas dan masuk didalam kelas antenatal, dan juga latihan pernafasan dengan menahan nafas dan mengedan dibantu oleh suaminya, atau jogging.

II.3. Tetanus Toxoid dapat diberikan 2 kali, pertama pada kehamilan 5 bulan dan  yang kedua pada kehamilan 6 bulan atau pada 6 dan 7 bulan atau pada 7 dan 8 bulan, dan seterusnya.

II.4. Motivasi / konsultasi KB. Dianjurkan untuk menjarangkan anak bagi ibu-ibu yang baru mempunyai anak  satu, dan dianjurkan kontrasepsi mantap bagi ibu-ibu yang telah cukup anak setelah melahirkan ini, karena anak yang terlalu rapat akan menyebabkan keletihan pada ibu dan rahimnya karena tidak sempat istirahat, sehingga bisa timbul perut gantung dan kemungkinan PPH setelah melahirkan. Hal ini menyebabkan angka kesakitan dan kematian ibu dan janin akan meninggi.

II.5. Higiene, kebersihan diri dan lingkungan. Ibu hamil perlu menjaga kebersihan diri yaitu dengan menjaga kebersihan terutama didaerah/sekitar kemaluan, payudara, dan seluruh tubuh umumnya. Juga menjaga kebersihan lingkungannya yaitu makanan, tempat tidur, serta lingkungan tempat tinggal.

III. Semua klinik antenatal sekarang mempunyai kelas antenatal dengan instruktur antenatal dengan peserta dari ibu hamil beserta suaminya. Satu kelas berisi 6 – 20 orang peserta. KIE mengenai pengetahuan obstetri fisiologi, patologi dan kedaruratan obstetri. Ini perlu untuk ibu hamil tersebut dapat percaya diri dan bila ada kedaruratan dapat segera ke RS terdekat dengan fasilitas yang lengkap kalau perlu diberitahu cara-cara menuju Rumah Sakit tersebut dan syarat-syaratnya (biaya, cara melapor dan sebagainya).
Merokok selama hamil dapat menyebabkan janinnya kurus dan kecil. Demikian pula dengan alkohol, akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin.


Pada hamil normal, hubungan suami istri dapat dilakukan secara kontinu kecuali bila ada perdarahan dari kemaluan dan penyakit lain yang berbahaya. Setelah kehamilan 34 minggu atau lebih, sebaiknya tidak bepergian dengan pesawat terbang.
Pakaian untuk ibu hamil terutama hamil tua harus yang longgar, tidak memakai korset, pakaian dalam sebaiknya terbuat dari bahan katun karena dapat menghisap keringat dan bila pakaian basah segera diganti dengan yang kering, pakaian dari bahan nilon dihindari, tidak memakai sendal/sepatu yang berhak tinggi. Ibu perlu istirahat yang cukup.
Informasi-informasi mengenai biaya RS,  mengenai bersalin di  RS atau di klinik biasa, karena dia dalam kondisi yang baik dan tidak ada kelainan patologis. Tanda-tanda inpartu dan persiapan diri, pakaian serta biaya yang dibutuhkan untuk ke RS, serta teman sebagai pendamping.



IV.  Mengenai persiapan masa nifas dan menyusui.
Dipersiapkan payudara untuk menyusui anaknya seperti menarik puting susu sehingga menonjol untuk kemudahan pengisapan si bayi, mengadakan masase ringan disekeliling payudara, puting susu dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan air masak atau baby oil, memakai BH yang menyokong payudara, Menasehati ibu hamil agar kalau berhubungan dengan suaminya tidak mengisap air susu karena pada kehamilan 2 bulan sudah ada kolostrum (susu julong). Bila air susu keluar prolaktin, akan merangsang keluarnya oksitosin sehingga timbul his kemungkinan akan terjadi kelahiran abortus, partus imaturus atau prematurus. Untuk meningkatkan jumlah air susu, ibu perlu mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti susu, keju, yogourt, daging, ikan, telur dan sayuran daun katu selama hamil dan masa nifas serta masa menyusui.


KEPUSTAKAAN

1.  Chamberlain,G , et al : Illustrated Textbook of Obstetrics. Second Ed., London, 1991, p.38-71.
2.  Stirrat,GM. : Pocket Consultant of Obstetrics, 1982, p. 53-60
3.  Hanafiah,TM : Kekurangan asam folat pada kehamilan. Siang Klinik Folic Acid From Vitamin to    Drugs, Medan, 12 Juni 2001.
4.  Pernoll,ML , Taylor,CM : Normal Pregnancy and Prenatal Care. A Lange Medical Book, Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment. Eight Ed. Appleton & Lange, Conecticut, 1994,  p.183-201
5.  Bernstein,PS, et al : Preconceptional and Prenatal Care. Cherry and Merkatz’s, Prevention of Complications, First Ed. Lippicort Williams and Wilkins, Philadelphia, 2000, p.1-15
6.  Benson and Pernoll : Handbook of Obstetrics & Gynecology. Diagnosis of Pregnancy and Prenatal Care. Nineth Ed. International Edition, 1994, p. 106-149.
7.  Pedler,SJ and Bint,AJ : Bacteriuria in Pregnancy. J of Paed., Obstet & Gynecol. May/June 1988, p.15-22.
8.  Symonds,E , Simon,IM : Essetial Obstetrics and Gynecology, Third Ed. Churchill Livingstone. P.35-45

0 komentar:

Template by:

Free Blog Templates